Seni Pembukaan kampus era Covid-19

Seni Pembukaan kampus era Covid-19

Seni Pembukaan kampus era Covid-19

Cara terbaik untuk melihat kesiapan kampus adalah dengan melihat isu yang didiskusikan oleh berbagai kampus dan juga peranan pemerintah didalamnya. Pemerintah melalui Presiden Trump dan Sekertaris Betsy Davos berusaha untuk mewacanakan pembukaan sekolah-sekolah pada tahun ajaran 2020-2021. Bahkan the US Immigration dan Custom enforcement sempat mengeluarkan aturan untuk memulangkan mahasiswa dan mahasiswi yang berkuliah di Amerika kalau mengambil kelas-kelas secara daring (1). Untung, Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology mengajukan keberatan ke pengadilan dan mereka memenangkan gugatannya (2). Urusan pembukaan kampus memang rumit karena hal ini bersangkutan dengan kesehatan semua pihak mulai dari mahasiswa dan mahasiswi, dosen, staff, dan pekerja lainnya. Biaya untuk membuka kampus juga besar karena harus ada tes, tracing dan monitering untuk semua pihak yang terlibat. Untuk itu, scenario pembukaan kampus itu ada kaitannya dengan modalitas dalam mengajar, perencanaan kampus, dan juga kebijakan pembukaan oleh negara setempat.

Modalitas dalam mengajar berbeda-beda untuk setiap kampus. Ada beberapa model yang sekarang ini ditawarkan:

  1. Tatap muka -model ini dilakukan sebagaimana biasanya. Yang membedakan adalah sebagai berikut
  • Jarak antara peserta didik 1.8 meter
  • Dosen dan peserta didik harus memakai masker
  • Ruangan kelas harus dijaga sanitasinya
  • Jarak tunggu antar kelas diatur sehingga yang keluar kelas dan masuk tidak mesti berpapasan.

2. Daring (remote)

Pembelajaran dilakukan secara online. Ada dua sistem pengajaran:

  1. Mengajar dengan cara synchronous: Sistem pembelajaran online dilakukan dengan tatap muka melalui video. Tugas-tugas pun disampaikan secara online
  2. Mengajar dengan cara asynchronous: Sistem pengajaran online tanpa ada tatap muka melalui video dan semua kegiatan dilakukan secara online.
  3. Campuran (tatap muka dan daring). Proses pembelajaran ini memiliki aspek tatap muka dan juga online.

Semua modalitas pembelajaran ini erat kaitannya dengan kebijakan perguruan tinggi. Misalnya Harvard akan menawarkan pengajaran online pada semester musim gugur (3). Sementara itu, Cornell University akan membuka kampus untuk musim gugur pada tahun 2020. Untuk membuka kampus, Cornell University akan mentest peserta didik, dosen, dan staff yang jumlahnya tidak sedikit sekitar 35000 orang dengan biaya yang akan dikeluarkan berkisar 3 hingga 5 juta dollar (4).  Testing dan monitering ini merupakan salah satu persyaratan untuk buka dari lembaga Desease Control and Prevention (CDC). Ada dua jenis tes yang dianjurkan oleh lembaga yang bernama the Food and Drug Administration (FDA) (5):

  1. Tes viral (viral test)- tes ini dimaksudkan untuk mengecek apakah ada virus dalam sample pernafasan;
  2. Test antibody (antybody test)-tes ini diberikan kepada orang yang pernah mengalami infeksi SARS-CoV- CDC.

Semua tes ini bisa berubah sewaktu-waktu berdasarkan munculnya penemuan-penemuan baru yang bisa lebih tepat dalam mengobati dan mencegah virus SARS-CoV-2.

Pemerintah juga meregulasi pembukaan kampus. Negara New York menyaratkan pembukaan dengan keharusan memenuhi syarat berikut:

Pembukaan kampus kembali

Monitering

Penanganan potensi penyebaran virus

Penutupan kampus bila diperlukan

Kapasitas untuk membuka kampus

Memikili peralatan untuk keamanan perorangan (Personal Protective Equipment, PPE)

Testing bagi semua individu di kampus

Pengaturan kehidupan di kampus

Operasi yang mengikuti aturan

Memulai operasi

Pengaturan program extrakurikular

Penjagaan sarana dan prasarana dengan cara men-disinfektan

Menyediakan testing

Menentukan frekuensi testing

Membuat protocol yang jelas dalam operasional

Mengenali dan merespon tanda-tanda penularan

Melacak yang terkena virus

Screening

Menyediakan tempat isolasi sesuai tingkat penularan

Menyediakan sarana karantin bagi yang kena atau diprediksi kena

Menjaga kebersihan dengan cara men-disinfektan

Mengkomunikasikan kondisi penyebaran virus

 

Menghentikan operasi kampus

Mengkomunikasikan pemulangan peserta didik dan masyarakat kampus

 

 

https://www.governor.ny.gov/sites/governor.ny.gov/files/atoms/files/Higher_Education_Detailed_Guidelines.pdf

Pembukaan kampus dalam kontek Amerika memerlukan kerjasama semua pihak. Pihak kampus perlu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh lembaga pemerintah seperti Deseases Control and Prevention (DCD), the Food and Drug Administration (FDA), dan institusi terkait lainnya. Peserta didik diharapkan datang ke kampus dan siap mengikuti protokol keselamatan bagi dirinya dan lingkungannya. Artinya selama pembelajaran semester gugur ini, mereka akan diminta tinggal diresident mereka, tidak bisa menerima tamu dari luar kampus, tidak pulang ke rumah atau berkunjung ke kampus lainnya, dan menjaga kesehatan bersama. Sama halnya, dosen dan staf lainnya perlu bersama-sama menghargai protokol keselamatan bersama dan tidak ke kampus kalau ternyata memiliki gejaja-gejala terkena virus. Dengan komitmen untuk membuka kampus, testing, monitering, dan karantin merupakan kebutuhan keselamatan bersama. Semoga saja, ketika saatnya pembukaan kampus tiba, kalangan yang terkena coronavirus sudah berkurang dan vaksin sudah ditemukan.

Reference

  1. https://www.ice.gov/news/releases/sevp-modifies-temporary-exemptions-nonimmigrant-students-taking-online-courses-during
  2. https://www.bostonglobe.com/2020/07/14/metro/harvard-mit-argue-foreign-student-ban-will-harm-universities-public-health/ 
  3. https://news.harvard.edu/gazette/story/2020/06/the-outlook-for-harvards-online-learning/
  4. https://www.cnbc.com/2020/07/02/cornell-university-president-martha-pollack-on-fall-coronavirus-plans.html
  5. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/colleges-universities/ihe-testing.html
  6. https://www.governor.ny.gov/sites/governor.ny.gov/files/atoms/files/Higher_Education_Detailed_Guidelines.pdf

 

 

Comments
There are no comments yet.
Authentication required

You must log in to post a comment.

Log in